Kamis, 05 Juli 2012

Bayarnya Di Mana?

Seorang Wajib Pajak pernah bilang ke saya, "Pak saya mau bayar pajak" sambil ngeluarin uang dari dompetnya. Tentu saja saya tersenyum mendengarnya. Memang sebagian besar masyarakat masih berpikir kalau uang pajak itu disetorkan secara tunai di kantor pajak. Kalau keadaannya seperti ini tentu kacau sekali, bisa-bisa uang pajaknya malah masuk kantung pribadi oknum yang nakal. Saya aja kalau misalnya  disuruh bertugas nerima pembayaran pajak yang jumlahnya bisa mencapai ratusan juta rupiah setiap harinya bisa stres. Takut duitnya ada yang hilang, nyelip, salah hitung, dan takut gak kuat iman hehehe. Makanya, keliru kalo masyarakat kita  mikir bayar pajak di kantor pajak.

Jadi sebenarnya kita bayar pajak kemana sih? Nah karena resiko-resiko tadi, pemerintah memberikan mandat kepada bank umum sebagai tempat pembayaran pajak. Pihak bank kan memang sudah ahli dalam menghitung dan menyimpan duit, jadi ya kita serahkanlah sama ahlinya. Bisa Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, Bank Jabar, Bank Sulteng, Bank Toyib, dll. Pokoknya semua bank umum, baik yang pemerintah maupun swasta.

Teman kita di pedalaman Maumere, di sebuah desa yang jaraknya puluhan kilometer dari kota kabupaten protes, "Hei, bagaimana ini! Sa pu desa tarada bank! Sa mao mandi tarada air!! Saya bayar pajak dimana?". Kabar baiknya nih, selain di bank umum, kita juga bisa bayar pajak melalui kantor pos. Dimanapun di Indonesia, termasuk di daerah terpencil sekalipun, selama masih ada kantor pos, masyarakat tetap bisa bayar pajak.

Nah, uang pajak yang sudah dibayar masyarakat lewat bank umum dan kantor pos tadi, itu semua langsung masuk ke rekening kas negara. Langsung diakui sebagai penerimaan negara. Jadi dengan membayar pajak, kita sudah berkontribusi secara langsung dalam menambah penerimaan negara. Sekarang kita udah ngerti, jadi jangan salah sangka lagi. Bayar pajak bukan di KPP atau Kantor Pelayanan Pajak, tapi langsung di bank dan kantor pos. Dan uangnya gak akan ditilep pegawai pajak.